Jumat, 21 Mei 2010

Ketika kebersamaan itu harus diakhiri..

Tepat 2 tahun 7 bulan 5 hari saya mendampingi suami bertugas di kesatuan ini, saya tidak mengira bakal betah karena kota yang kami tempati adalah kota yang jauh dari kata ramai.. sepi ? nggak terlalu sepi juga sih...
selain itu juga tidak ada tempat hiburan jadi misalnya betahpun itu karena dibikin supaya betah.

Sebenarnya yang membuat saya betah adalah karena saya dikelilingi orang-orang yang ramah, dan mempunyai semangat serta dedikasi yang tinggi terhadap organisasi tempat saya bernaung.

Dalam hal kegiatan rutin...

Dalam seminggu 2 – 3 kali kami selalu bertemu di lapangan selain membuat badan sehat dan bugar, yang terpenting bisa menghilangkan kejenuhan / stress karena bakalan seru dan rame teriak-teriak di lapangan tanpa menghiraukan siapa yang menang atau kalah.

Bosan dengan rutinitas didalam asrama, kami buat olahraga diluar asrama dengan mengadakan pertandingan persahabatan dengan kesatuan lain atau kami mengikuti olah raga bersama dengan instansi lain sehingga rasa bosan itu tidak sampai datang menghampiri kami.

Tidak hanya suka yang kami nikmati bersama,rasa empati kami sampaikan bersama jika ada disekelilingi kami yang terkena musibah baik untuk keluarga yang sakit ataupun meninggal dunia.

Kegiatan organisasi dimanapun tempatnya pastilah sama,tapi yang membedakannya adalah pada kesatuan ini tidak terlalu banyak anggota sehingga selama beberapa tahun ini saya mendampingi suami bertugas, saya berusaha semaksimal mungkin untuk menyelami karakter pribadi mereka masing-masing dengan begitu saya mengenal secara pribadi dan tentu saja saya merasa dekat dengan mereka.

Mohon diri...

Dan permintaan maaf adalah kalimat yang saya ucapkan pada saat kumpul-kumpul terakhir dengan ibu-ibu serasa begitu mengharukan, sekuat tenaga saya berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata tapi nyatanya jebol juga pertahanan saya.

Kebersamaan yang telah terbina selama 2 tahun 7 bulan 5 hari begitu berkesan bagi saya, walaupun pada awalnya bukan hal yang mudah untuk menyatukan perbedaan.

Perjalanan yang panjang itupun tidak begitu saja dengan mulus berjalan, adakalanya kami berselisih paham karena kami saling mengedepankan ke egoisan kami masing-masing,dan berusaha menyelesaikan setiap masalah dengan baik.

Terima kasih untuk kebersamaan yang indah selama ini, walaupun saat ini secara phisik kita berjauhan, besar harapan saya tali silahturahmi tetap terjaga.

Saya percaya pada setiap pribadi mempunyai keunikan, kekurangan dan kelebihan masing-masing dan dengan kebersamaan yang didasari rasa iklas serta saling menghargai satu dengan yang lain saya yakin kebersamaan itu akan abadi.


Lahat,2010-05-22

5 komentar:

  1. Dine, mungkin sudah menjadi suratan kita, harus pindah di saat kita mulai betah...
    Berat tentunya, karena di tempat baru kita harus mulai beradaptasi buat mencari teman-teman baru, dengan karakter dan kepribadian baru :)
    Semoga masa adaptasi itu dapat Dine lalui dengan baik, sehingga teman dan saudara juga akan bertambah banyak...
    Eh, pindahnya kemana sih, Dine?
    Jangan-jangan ke Grut nih :P

    BalasHapus
  2. Kok Grut?
    Garut, maksudnya... :)

    BalasHapus
  3. Betul bu..
    Biarpun udah sering pindahan tapi kalo acara pisah-pisahan gini bikin nyesek di dada he..he..
    berharap ditempat baru dapat melaksanakan tugas dengan baik dan lancar ya bu..
    sementara ini masih seputar sumatera dulu, tepatnya di Metro Lampung tengah..
    kalo dari Lahat katanya sih 10 jam perjalanan bu...

    BalasHapus
  4. Waaah, masih di Kodam II ya...?
    Selamat beradaptasi dengan rumah dan situasi baru, Din, semua akan menyenangkan bila kita mau belajar untuk merasa senang :)

    BalasHapus
  5. perpisahan memang bikin sedih ya Mbak... Tapi perpisahan gak selalu menjadi akhir tapi juga merupakan awal untuk kehidupan di tempat baru. Walaupun agak telat, selamat ya Mbak, semoga bisa cepat beradaptasi di lingkungan baru. Saya juga sebentar lagi mau pindahan nih, tapi pindahnya dekeeet banget cuma beda desa aja masih satu kecamatan hehehe...

    BalasHapus