Rabu, 29 Juli 2009

HiduP ini IndaH

“ Bu, yang di samping juga di bersihkan..?” aku dengar langkah kaki Lek Yanto mendekat.
Aku melihat jam di dinding menunjukkan pukul 10.30 wib

“Iya Lek.., sama yang di dekat got itu juga ya..” jawabku,
kembali aku meneruskan kegiatan rutin pagi ini , yaitu memasak, sebelumnya mah tadi udah kejar-kejaran juga untuk mandiin Rere anak bungsuku yang berumur 3 tahun.

Tak lama kemudian aku mendengar suara ranting-ranting pohon blimbingku di tebas, memang sudah terlalu rimbun dan karena musim kemarau sekarang ini, banyak sekali daun – daun belimbing itu berjatuhan dan sangat mengotori halaman rumahku. Makanya aku putuskan untuk mengurangi ranting- rantingnya.

Sambil aku mengoreng ikan dan membuat sayur untuk makan siang ini, aku buatkan teh dingin untuk menemaninya bekerja , tak lupa sebagai teman minumnya aku sediakan pisang goreng.

Aku memperhatikan dari kejauhan, dia sedang membabat tanaman yang ada di pinggiran got, mencabuti rumput yang sudah mulai agak meninggi dan sesekali menyeka mukanya yang penuh dengan peluh. Badannya yang terlihat ringkih itu terbalut pakaian yang agak lusuh, bersemangat sekali bekerja tanpa mengenal lelah.

*********

Sebenarnya tak tega aku memperkerjakan dia, tapi selalu saja aku tak pernah bisa menolaknya jika dia meminta supaya di pekerjakan.

“ kerja apa aja bu.., yang penting saya dapet uang ” ucapannya selalu terngiang di telingaku.

Umurnya masih sekitar 45 tahun, tapi wajahnya terlihat seperti yang 10 tahun lebih tua, kuyu dan keriput mulai terlihat dimana mana.

Aslinya dari madiun jawa Timur, yang pada tahun sekitar 1990 dia dan suaminya merantau ke Sumatra ini untuk mengubah nasibnya. Awalnya mereka merantau ke Lampung dan mereka hanya bertahan 3 tahun, setelah itu kembali mereka berpindah tempat karena katanya tidak ada perubahan untuk hidupnya. Pada tahun 1998 mereka sampai di Lahat ini, walaupun dengan keadaan yang sama, merekapun akhirnya memutuskan untuk menetap di Lahat.

“ mungkin memang kami di takdirkan untuk selalu kekurangan ya bu…” terdengar dia menguman.

Mereka mempunyai 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki Rumah kontrakannya tak jauh dari asrama yang aku tinggali ini, kurang lebih sekitar 1 km pas di belakang asrama.
Jadi kalo memerlukan dia untuk membantu pekerjaanku, tidak pernah sekalipun aku mengalami kesulitan untuk memanggilnya.

Menyapu dan membersihan halaman rumah adalah tugasnya, selain ditempatku ada 6 rumah yang harus dia sapu dan bersihkan setiap harinya. Pagi sekitar jam 6.00 wib aku pasti sudah dengar suara srek, srek sapu lidi di halaman rumahku.
Belum lagi jika ada yang memerlukan dia untuk membantu pekerjaan rumah lainnya, untuk membersihkan rumah, cuci piring dan lain sebagainya. Kalau aku membutuhkan pertolongannya, tak pernah sekalipun aku melihat raut wajahnya cemberut, ataupun terlihat kesal. Seperti untuk hari ini aku minta tolongnya untuk merapikan tanaman dan memotong ranting-ranting pohon yang sudah cukup lebat.

*******

“ Kalo cape istirahat dulu lek..” setengah berteriak aku menghentikan kerjanya.
Aku menuju pintu belakang untuk melihat air teh sudah berkurang atau belum , “Lek, di minum dulu nanti keburu di minum ama semut lo..” sedikit aku bercanda

“ Iya bu..”

di buka caping nya yang selalu menemani dia bekerja untuk mengurangi teriknya sinar matahari pada hari ini, dan duduklah dia bersandar pada tembok rumahku. Peluh di dahi di saput dengan lengan baju lusuhnya, dikipas kipaskan capingnya untuk mengurangi hawa panas tubuhnya.
Sruupputtt…. Aku lihat gelas yang berisi teh manis dingin itu tandas di minumnya. Diambilnya pisang goreng yang sudah dingin.Di kunyah perlahan, begitu dinikmati makanan itu.

“ Udah makan lek.” Tanyaku
“ iya nanti bu.. di selesaikan dulu kerjaan saya ” jawabnya.
Ah..selalu begitu jawabnya, dan akupun bergegas masuk ke dalam rumah, aku siapkan piring dan perlengkapannya.Karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 wib
.
“ lek, abis ini makan siang dulu ya.. baru nanti di teruskan lagi kerjanya ” aku sedikit memaksanya untuk makan siang di rumahku.
“ inggih bu, matur nuwun ” dijawab dengan dialek bahasa jawa nya masih kental sekali.
“ Ibu nggak makan ?” terlihat penuh mulutnya dan agak susah untuk bicara.
“ enggak Lek, nanti aja biar sekalian nunggu bapak “ kataku

*******

Kami biasa memanggil dia Lek Yanto, bukan nama sebenarnya sih. Yanto adalah nama anak bungsunya yang sangat di sayanginya, sekarang statusnya masih pelajar kelas 1 SMA. Anak lelaki yang ditunggu- tunggu dan begitu di harapkan kehadirannya. Sedangkan 3 anak perempuannya, yang pertama sudah menikah dan tinggal dengan suaminya di Muara enim yang letaknya kurang lebih menempuh waktu 1 jam dari kota Lahat. Anak ke 2 masih lajang dan telah bekerja sebagai penjaga toko kelontong di pasar. Anak ke 3 masih lajang juga dan baru selesai sekolah jadi masih nganggur, sambil nunggu lamaran kerja dia membantu orang tuanya untuk berjualan gorengan pada sore hari.

“ suami saya jaga sapi orang bu..” ketika aku bertanya suaminya kerja di mana.

“ jadi ya suami saya yang ngurusin semuanya, dari makan minum sampe kesehatan si sapi ‘’“ bersyukur aja bu, karena masih ada orang yang mempercayai kami ”

“ kami besyukur juga bu, anak-anak hingga saat ini sehat walaupun kami makan juga tidak 4 sehat 5 sempurna “

“Yang bersyukurnya, kami bisa menyekolahkan anak-anak bu..” Tersentak aku mendengar penjelasannya ketika aku bertanya, “ apakah dengan uang yang segitu, cukup bisa bertahan hidup ?”

“ dan kami yakin kok bu, jika kita tidak berhenti berusaha Tuhan pasti membuka jalan ”

Kami ngobrol sedikit tentang keluarganya, bagaimana dia dan suami kerja banting tulang guna menghidupi ke 4 anaknya. Aku begitu kagum untuk kegigihan dia menjalani hidup.Tidak pernah sekalipun dia mengeluh tentang kehidupannya, walaupun aku menilai sungguh sangat berat menjalani hidup seperti itu.Seandainya aku ada pada posisi dia, apakah aku akan sekuat dia ? setegar dia ?Kok jadi malu pada diri sendiri ya…Kadang aku kok ya masih aja ngedumel kalo pertengahan bulan uang gaji sudah kembang kempis ? Dan selalu merasa uang gaji dari suami kok kurang terus… ( Padahal mungkin akunya yang kurang bisa me manage keuangan )

Hiks..hiks… beneran malu deh..Padahal selama ini aku tuh selalu merasa orang yang menderita banget. Serba susah…Nggak punya ini, nggak punya itu…kurang ini, kurang itu...ternyata masih ada orang yang lebih susah dariku , dan dia masih bisa bilang “ Bersyukur ” fuih..h…h.. saya mendapat teguran langsung dari Tuhan hari ini.

“ Bu..” aku mendengar panggilan dan buyar sudah lamunanku.

“ saya pamit dulu ya, tinggal sedikit lagi yang di belakang rumah dan besok saya lanjutkan lagi “

“ iya lek” jawabku sambil bangkit dari tempat dudukku.

“ Terima kasih ya Lek “

“ sama- sama bu ” lagi-lagi aku lihat senyumnya mengembang.

Aku lihat dia berjalan sambil membawa cangkul kecilnya, kemudian berlalu dan menghilang ketika sampai di ujung jalan.Tuhan, Terima kasih untuk pelajaran yang aku dapat hari ini. Pelajaran berharga bagaimana kita harus dapat menghargai hidup, bahwa kita harus bersyukur untuk semua yang Tuhan berikan kepada kita. Ternyata hidup itu indah jika kita selalu bersyukur.

* TUHAN memberi pelangi di setiap badai,
memberi senyuman di seiap air mata,
memberi berkat di setiap cobaan.

Ada lagu di setiap helaan nafas
Ada jawaban di setiap Doa
karena itu,

Bersyukurlah padaNya di setiap waktu * ( Endas Siswanto )

Lahat, 02 Juni 2009

CinTaKu.....CinTa

Otakku di penuhi oleh cintamu
Ciptakan jutaan imajinasi
Di pikiranku semua ada tentangmu
Selalu bersemayan abadi di sini

Di Mataku hanya ada cintamu
Disanalah ku muat rasa sukaku
Rindu yang menggelora
Kukatup sekalipun
Selalu tetap mencarimu

Bibirku..
Ucap mesra panggil namamu
Kadang bungkam bahkan bisu
Saat aku cemburu

Di hatiku…
Masih bertahta cintamu
Satukan rasa
Satukan jiwa
Ciptakan surga cinta

Otakku..
Mataku..
Bibirku..dan
Hatiku..
Semua cerita tentangmu

Cintaku…cinta..
Utuh hanya untukmu..

Lahat, 8 Juni 2009

Senin, 27 Juli 2009

Ranking Anakku

“ Mi….mami…. Kakak pulang..”

Ku dengar suara Kakak Opi di teras rumah…

“ Mami… mami di mana..?

Biasanya kalau siang begini memang enaknya istirahat siang,
nonton tv dikamar biar sekalian ngadem..he..he..he..

“ mami di kamar kak..” akupun akhirnya terbangun.

Aku temui dia yang kulihat agak lesu
Tak biasanya dia seperti ini.
“kenapa kak..? “ , “ kakak sakit..?” reflek aku memegang dahinya,
ah… tidak panas kok…
ada apa sih ? pikirku,

“ mami… jangan marah ya..? semakin bingung aku dibuatnya
“ janji ya… mami nggak boleh marah ! ” dengan cepatnya kepalaku menganguk

Ku lihat dia mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya.
kubaca perlahan lahan..

Bahasa Indonesia 87
Matematika 70
Bahasa inggris 95
Sains 90
Sederet mata pelajaran telah kubaca begitu juga nilainya..

Terus…
Dimana salahnya..?
Nggak ada merahnya juga..
Nilainya lumayan kok, tidak jelek2 amat..
Masih diatas rata rata di kelasnya

“ mami nggak marah ? dia menatapku dengan wajah lugunya

“ kenapa mami harus marah kak..? “ berbalik aku bertanya

“ Ranking kakak mid semester ini turun mi…” lesu dia menunduk,
“sekarang jadi ranking 5..”

Oh….
Ternyata itu toh yang membuat hatinya gelisah
Anakku sayang…
Begitu sangat kuatirnya dia membuatku kecewa
Begitu sangat takutnya dia membuatku marah

“ tu..kan.. mami marah ‘kan..? ”
“ dari tadi diem melulu !! ”
Ternyata dia masih menunggu jawabanku

Kubelai rambutnya yang hitam itu, “ enggak kak..! mami nggak marah…” jawabku
“ mami tetap bangga kok. “ Ku lihat dia tersenyum lega..

“ karena mami yakin, untuk raport kenaikkan kelas nanti ranking kakak bisa naik lagi ..”

“ jadi kakak harus tetap semangat untuk terus belajar ya nak..”

“ dan janji kalau ranking kakak bakalan naik lagi, kalo turun, mami bakalan marah ya kak “

“ iya mi, kakak janji kenaikan kelas nanti rankingku naik deh “

Semakin ku lihat senyumnya melebar
Dan mendaratlah ciuman itu pada pipiku.

------------------------

Rangking

Bagi dia ranking adalah sebuah prestasi yang membanggakan untuk belajar, pertanggung jawaban dia sebagai seorang anak dan sebagai pelajar.

Aku tau bagaimana kerasnya dia untuk mempertahankan sebuah prestasi, dia mengorbankan waktunya untuk tidak banyak bermain,
Aku tau juga bagaimana dia dengan susahnya harus selalu menyesuaikan dirinya ( karena mengikuti perpindahan tugas bapaknya ) baik teman , guru, lingkungan rumah, dan yang paling penting dia harus menyesuaikan dengan pelajaran..

Dan itu juga bukan hal mudah bagi dia, karena dia tipe pemalu dan agak sensitive.

Jadi,
Aku selalu ingin tetap menghargai apapun yang telah dibuat untuk dirinya, ( walaupun sebenarnya pun aku rada kecewa ) he..he..he.. tapi sebagai ibunya aku akan selalu memotivasi karena dengan menghargai dan memotivasi akan membuat dia semakin semangat dan percaya diri untuk belajar, semakin semangat untuk selalu ingin lebih maju.

Aku yakin dia telah memberikan yang terbaik untuk dirinya, dan sudah tentu terbaik untuk untukku.

Semangat terus Kak Opi..
Kami selalu mendukungmu nak..


Lahat, 27 Juli 2009

Minggu, 26 Juli 2009

Kehidupan

Aw…w..w…( bukan merk dagang nih…)
Terpekik tanpa sadar
Rencana untuk membuat masakan yang terenak hari ini batal sudah ..
Ku pegang erat jari ku..
Semakin lemas aku dibuatnya
Tak terasa begitu banyak darah terlihat di tanganku
Ya…a.. ampun…
Bingung aku cari obat.. kebiasaan sih naruh apa2 sembarangan
Ya begini jadinya… mumet aku nyarii si obat merah…
Nah..
Ketemu deh ternyata ada di pinggir jendela..

Perih…
Perlahan ku tuang si obat merah diatas lukaku..
Meringis sih…
Aku panggil anakku yang walaupun masih pagi sudah asik maen sepeda
“ kakak..” setengah berteriak aku memanggil “ tolong mami ya…”
Anakku mendekat.. “ tangan mami napa..? “
“ kena pisau kak..”
“ ih..h.. banyak banget darahnya mi..! “ wajah polosnya agak takut dan kuatir melihat tanganku..( meskipun aku agak susah membedakannya )
“ kakak belikan tensoplast ya .. “
Dengan cepatnya dia menggoes sepeda mininya ke warung terdekat.

“ ini ..mi tensopalstnya “
“ ma kasih ya kak..” terharu juga aku mendapat perhatian dari anakku,
Walaupun akhirnya dia kembali asik bermain sepeda lagi,
Masih sempat aku mendengar dia agak mengomel “ besok besok jangan maen pisau lagi dong..”
He..he..he.. aku tersenyum ( karena aku ingat itu omonganku pas saat dia terluka juga )


Dengan pastinya..
Aku tempelkan si tensoplast tadi..
Lega…
Karena darah sudah tak terlihat lagi..
Lega.. Karena aku bisa beraktivitas sebagaimana mestinya..
Lega… karena aku bisa menyiapkan makanan favorit keluarga

Kehidupan….
Apa hubungannya ya..?
Tersayat..
Luka..
Perih.
Kadang itu juga yang kita dapatkan
Terluka ,saat kekasih meninggalkan kita
Terluka saat teman terdekat menusuk dari belakang
Sakit saat kita sedang mengalami keterpurukkan
Sakit saat semua hanya bisa menilai dari harta duniawi
Tapi… apakah semua itu bisa kita hindari..?
Apakah semua itu kita bisa larang…?

Keperihan hati dan semua itu harus kita hadapi,
Karena itu semua membuat kita semakin dewasa..
Bisa membuat hidup kita berwarna..
Terbungkus…
Harus terbungkus, supaya darah itu tidah terlihat lagi..
Walaupun nanti pasti ada bekas luka yang tertinggal.
Terbalut..
Supaya tidak terlihat ….
Supaya kita dapat menjalani hidup ini dengan tegar

Dan…akhirnya..
Biarkan dia sembuh dengan sendirinya..
Karena hanya waktu yang bisa menyembuhkan semua luka itu.
Hingga kita bisa kembali lagi menatap hari esok



Hidup adalah misteri………….
Yang kita tidak akan tahu akan esok lusa..
Kemarin tersenyum..
Besok tertawa..
Lusa menangis..
Yang aku tau, aku bersyukur untuk kehidupan yang aku alami
Bersyukur untuk semua yang Tuhan berikan.

Kesehatan yang Tuhan berikan kepadaku dan keluargaku
Berkat yang tiap hari Tuhan tambahkan.
Sahabat yang bisa menerima aku apa adanya
Terima kasih Tuhan..
Engkau selalu pelihara kehidupanku



Lahat, 16 Mei 2009

Nb : terinspirasi dari goresan pisau pada hari ini