Senin, 14 Desember 2009

Diam + membisu = merana

Diam ;
Jangan hanya diam jika kau cinta
Jangan hanya membisu jika kau rindu
Jangan hanya membeku jika kau ragu

Bicara;
Katakan saja jika cintamu telah ada
Ungkapkan saja jika rasa kengenmu mendera
Bilang saja jika sayangmu menghilang

Katanya, tanpa kata mata bicara
Katanya, tanpa kata hati membaca

Kataku , tanpa kata aku merana

Lahat, Desember 2009

Selasa, 08 Desember 2009

Aku dan bayangmu

Sendiri…
Bertabur sepi
Bergulat dengan rindu yang tiada bertepi

Kau datang mengusik kalbu
Bercengkrama hingga di ujung waktu
Membaurkan rindu antara kau dan aku

Kurasakan hadirmu walau jauh di mata
Kurasakan sentuhanmu walau tak ada raga

kau adalah bayangan
melintas di alam angan
dan lamunan

Lahat, 12092009

Minggu, 06 Desember 2009

Kasih Mu selalu ada untukku

Banyak yang terjadi dalam hidupku
Penuh onak dan duri
Berliku , berlubang dan licin.
Semua harus kulalui dan jalani
Karena membuatku dewasa dan mandiri
Tak ada yang kutakuti
Karena aku tau, aku tak sendiri

Ada Engkau yang menopangku saat aku terjatuh
Ada Engkau yang menguatkanku saat aku menjadi rapuh

Tak tampak nyata pada mataku
Tapi ku tau Engkau selalu ada untukku

Disetiap doaku
aku tau,tidak saat ini ku dapat jawabMu
Tapi ku tau rencanaMu indah untukku

Sabtu, 05 Desember 2009

.. Ketika Cobaan itu datang ...

Pandangan saya tak lepas dari tubuh seorang prajurit yang telah terbujur kaku , di sampingnya duduk termangu sang istri dengan pandangan kosong berlinangan air mata , sesekali tangannya mengusap wajah dingin suaminya dengan penuh cinta sambil mengendong putri terkecil yang masih berumur 1 tahun, sedangkan putra tertua dan putri keduanya tiada hentinya menangis meraung raung berharap sang ayah tidak meninggalkan mereka.

Sungguh membuat perasaan saya berkecamuk, rasa yang campur aduk, iba, sedih, haru dan tak percaya begitu menyesakkan hati saya.

Suara dering telpon yang mengabarkan duka cita itu, sangat membuat saya terkejut karena semua serba tiba-tiba, serba mendadak membuat saya, tidak hanya saya tetapi satu asrama di mana kami tinggal merasa tidak percaya pada berita itu. Bagaimana bisa terjadi ? nggak salah orangkah ?

Untuk menjawab rasa penasaran saya, saya dan suami bergegas ke rumah sakit dimana sang prajurit di bawa oleh istri dan para teman sejawatnya.

Oh..Tuhan..
Ternyata memang benar sang prajurit itu..
Tubuh saya lunglai , raga ini bagai tak bertulang.
Airmataku menetes deras dan kurangkul seorang ibu yang lemah tak berdaya sesenggukan disamping jenasah suaminya.

Masih terekam jelas, saat 1 jam yang lalu sang prajurit melewati rumah saya dengan wajah cerahnya mengangguk dengan mengenakan pakaian loreng dalam kegiatan olah raga lari siang hari mendampingi siswa calon prajurit bintara.

Masih terekam jelas saat sang prajurit mengantarkan istrinya untuk kegiatan persit sore hari kemarin, jadi sungguh berita duka cita yang bagai petir di siang hari membuatku tak percaya, dan diagnosa dokter sang prajurit mendapatkan serangan jantung.

---------------

Saat ini cobaan itu datang menghampiri keluarga kecil mereka, dan tidak menutup kemungkinan juga suatu saat cobaan itu datang menghampiri saya.
Siapkah saya ??
Siapkah hati saya jika suatu saat saya harus ditinggalkan orang yang saya sangat cintai ?
Siapkah diri saya jika suatu saat dengan tiba-tiba Tuhan mengambil nyawa saya ?

Jika saya tau kapan saatnya Tuhan akan mengambil orang-orang yang saya cintai tentunya hati saya akan lebih siap untuk menerimanya.

Jika saya tau kapan waktunya Tuhan akan mengambil nyawa saya tentu juga akan lebih mempersiapkan iman saya untuk menghadap yang Kuasa.

Tuhan Maha Kuasa, Jika Dia berkehendak kapan saja, dimana saja, dalam kesempatan apa saja, semua bisa terjadi dalan sekejap mata.
Kematian, Jodoh dan Rejeki sudah menjadi rahasiaNya

Siap atau tidak siap kematian itu akan kita hadapi juga, hanya masing-masing punya jalan sendiri untuk menghadap kepada yang Kuasa, semua hanya sedang menunggu gilirannya, dan itu bisa terjadi besok, lusa, minggu depan atau tahun depan.

Siap atau tidak siap orang-orang yang kita kasihi juga akan meninggalkan kita.

----------------

Hari ini saya di ingatkan Tuhan melalui dukacita keluarga kecil ini, betapa saya harus lebih banyak bersyukur karena Tuhan masih mengasihi saya yang masih diberi kesempatan hidup, guna memperbaiki perbuatan-perbuatan saya yang selama ini kurang berkenan kepadaNya.
Saya bersyukur Tuhan masih memberikan kesempatan saya lebih lama untuk lebih mengasihi orang-orang terdekat saya.

Saya bersyukur Tuhan masih memberi kesempatan saya untuk lebih banyak lagi untuk interopeksi diri.
Sudahkah saya berbuat baik kepada sesama ?
Sudahkah saya mempertebal iman saya guna bekal jika sewaktu-waktu Tuhan memanggil saya ?
Sudahkah saya berbagi dengan sesama ?
Sudahkah saya berbakti kepada orang tua dan suami ?
Sudahkah saya menebar benih-benih kebaikkan ?
Sudahkah saya menjalankan semua perintahNya ?
Sudahkah saya memberikan waktu saya untuk kemuliaan Tuhan ?

Begitu banyak pertanyaan – pertanyaan yang belum bisa saya jawab, karena memang saya merasa belum cukup berbuat apa-apa guna bekal saya nanti.

Dan semoga saya bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tadi dengan perbuatan –perbuatan yang bisa menyenangkan hatiNya, perbuatan-perbuatan untuk memuliakan namaNya dengan sisa waktu yang masih diberikan Tuhan kepada saya.

Terima kasih Tuhan, saya bersyukur karena saat ini Engkau masih memberi saya kesempatan.

Asrama Secaba di Lahat , 24112009

# Untuk sang Prajurit Kapten inf Heri Ponco Kusumo, selamat jalan pak..Semoga diampunkan segala dosa-dosanya dan amal ibadahnya diterima oleh Sang Pencipta Hidup, Tuhan Yang Maha Kuasa
# Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga sabar, tabah dan kuat menghadapi cobaan ini, saya yakin ibu mampu untuk mendampingi dan menjaga harta yang tak ternilai yang ditinggalkan beliau.

Ketika Cobaan itu datang

Pandangan saya tak lepas dari tubuh seorang prajurit yang telah terbujur kaku , di sampingnya duduk termangu sang istri dengan pandangan kosong berlinangan air mata , sesekali tangannya mengusap wajah dingin suaminya dengan penuh cinta sambil mengendong putri terkecil yang masih berumur 1 tahun, sedangkan putra tertua dan putri keduanya tiada hentinya menangis meraung raung berharap sang ayah tidak meninggalkan mereka.

Sungguh membuat perasaan saya berkecamuk, rasa yang campur aduk, iba, sedih, haru dan tak percaya begitu menyesakkan hati saya.

Suara dering telpon yang mengabarkan duka cita itu, sangat membuat saya terkejut karena semua serba tiba-tiba, serba mendadak membuat saya, tidak hanya saya tetapi satu asrama di mana kami tinggal merasa tidak percaya pada berita itu. Bagaimana bisa terjadi ? nggak salah orangkah ?

Supaya rasa penasaran saya terjawab, saya dan suami bergegas ke rumah sakit dimana sang prajurit di bawa oleh istri dan para teman sejawatnya.
Oh..Tuhan..
Ternyata memang benar sang prajurit itu..
Tubuh saya lunglai , raga ini bagai tak bertulang.
Airmataku menetes deras dan kurangkul seorang ibu yang lemah tak berdaya sesenggukan di samping suami yang tak lagi bernyawa.

Masih terekam jelas, saat 1 jam yang lalu sang prajurit melewati rumah saya dengan wajah cerahnya mengangguk dengan mengenakan pakaian loreng dalam kegiatan olah raga lari siang hari mendampingi siswa calon prajurit bintara.

Masih terekam jelas saat sang prajurit mengantarkan istrinya untuk kegiatan persit sore hari kemarin, jadi sungguh berita duka cita yang bagai petir di siang hari membuatku tak percaya, dan diagnosa dokter sang prajurit mendapatkan serangan jantung.

-------------------

Saat ini cobaan itu datang menghampiri keluarga kecil mereka, dan tidak menutup kemungkinan juga suatu saat cobaan itu datang menghampiri saya.

Siapkah saya ??

Siapkah hati saya jika suatu saat saya harus ditinggalkan orang yang saya sangat cintai ?

Siapkah diri saya jika suatu saat dengan tiba-tiba Tuhan mengambil nyawa saya ?

Jika saya tau kapan saatnya Tuhan akan mengambil orang-orang yang saya cintai tentunya hati saya akan lebih siap untuk menerimanya.

Jika saya tau kapan waktunya Tuhan akan mengambil nyawa saya tentu juga akan lebih mempersiapkan iman saya untuk menghadap yang Kuasa.

Tuhan Maha Kuasa, Jika Dia berkehendak kapan saja, dimana saja, dalam kesempatan apa saja,
semua bisa terjadi dalan sekejap mata.

Kematian, Jodoh dan Rejeki sudah menjadi rahasiaNya

Siap atau tidak siap kematian itu akan kita hadapi juga, hanya masing-masing punya jalan sendiri untuk menghadap kepada yang Kuasa, semua hanya sedang menunggu gilirannya, dan itu bisa terjadi besok, lusa, minggu depan atau tahun depan.

Siap atau tidak siap orang-orang yang kita kasihi juga akan meninggalkan kita.

Hari ini saya di ingatkan Tuhan melalui dukacita keluarga kecil ini, betapa saya harus lebih banyak bersyukur karena Tuhan masih mengasihi saya yang masih diberi kesempatan hidup, guna memperbaiki perbuatan-perbuatan saya yang selama ini kurang berkenan kepadaNya.
Saya bersyukur Tuhan masih memberikan kesempatan saya lebih lama untuk lebih mengasihi orang-orang terdekat saya.

Saya bersyukur Tuhan masih memberi kesempatan saya untuk lebih banyak lagi untuk interopeksi diri.

Sudahkah saya berbuat baik kepada sesama ?

Sudahkah saya mempertebal iman saya guna bekal jika sewaktu-waktu Tuhan memanggil saya ?

Sudahkah saya berbagi dengan sesama ?

Sudahkah saya berbakti kepada orang tua dan suami ?

Sudahkah saya menebar benih-benih kebaikkan ?

Sudahkah saya menjalankan semua perintahNya ?

Sudahkah saya memberikan waktu saya untuk kemuliaan Tuhan ?

Begitu banyak pertanyaan – pertanyaan yang belum bisa saya jawab, karena memang saya merasa belum cukup berbuat apa-apa guna bekal saya nanti.

Dan semoga saya bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tadi dengan perbuatan –perbuatan yang bisa menyenangkan hatiNya, perbuatan-perbuatan untuk memuliakan namaNya dengan sisa waktu yang masih diberikan Tuhan kepada saya.

Terima kasih Tuhan, saya bersyukur karena saat ini Engkau masih memberi saya kesempatan.


Asrama Secaba di Lahat , 24112009

# Untuk sang Prajurit Kapten inf Heri Ponco Kusumo, selamat jalan pak..Semoga diampunkan segala dosa-dosanya dan amal ibadahnya diterima oleh Sang Pencipta Hidup, Tuhan Yang Maha Kuasa.

# Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga sabar, tabah dan kuat menghadapi cobaan ini, saya yakin ibu mampu untuk mendampingi dan menjaga harta yang tak ternilai yang ditinggalkan beliau.

Jumat, 04 Desember 2009

Sepenggal cerita

Ini tentangmu ;

Hadir bak ksatria gagah perkasa
Begitu mempesona dan
Membuatku terpana

Langkahmu tegap, penuh percaya diri
Membuatku yakin menitipkan hati
Senyummu lebar, tatapanmu tajam
Percaya bahwa cinta itu telah menghujam

Ketika cinta telah terpaut
Janjimu ….
kita hanya dapat dipisahkan oleh maut

Ketika cinta telah bersatu
Janjimu.. ( sekali lagi )
Kita melangkah ke tenda biru


Ini tentangku;

Terpuruk aku disini
Sendiri berteman sepi
Cinta dan harapanku terbang
Haruskah merasa Jiwaku terbuang ?

Terpekur aku di sudut
Hanya dapat tersenyum kecut
Ternyata…
kau hanya seorang ksatria pengecut.

Lahat, 211009

Rabu, 02 Desember 2009

Obrolan dua sahabat

Kemaren siang saya putuskan untuk telpon sahabat saya di masa kuliah, selain ingin mengetahui kabar berita dia dan keluarga, yang pastinya sih karena kangen juga ngerumpi.
Setelah ngobrol ngalor ngidul dan juga ha..ha..hi..hi..ternyata kita punya perasaan yang sama, sempat nggak percaya juga sih kalo perasaan sahabat saya sampai seperti itu, karena setahu saya, sahabat saya itu orang yang berwawasan luas serta mempunyai kepercayaan diri yang kuat kok.

Kami bergabung dengan jejaring pertemanan facebook, dimana ada beberapa teman di masa sd, smp.sma hingga kuliah bisa bertemu kembali, begitu juga dengan saya dan sahabat saya itu, yang juga bertemu kembali dengan beberapa teman kuliah lagi, ada beberapa kali kami membahas mengenai status temen-temen kami yang sukses, duh…h…h.. seneng banget ngobrolinnya

Dine : kenapa kamu nggak pernah buka fbmu Wat..sibuk banget kayaknya ya…

Wati : he..he..he.. bukannya gituh, aku hampir tiap hari buka fb kok.

Dine : lha..a.. kok nggak pernah up date statusmu ?

Wati : bingung Din.. bingung sing mau tak tulis.. mau nulis apa coba ?
Jadi, hanya aku lihat dan aku baca aja status dari temen-temen beserta komentar-komentarnya.

Dine : namanya juga status Wat.. terserah mau nulis apa aja, yang ada di perasaanmu ae lah.
.
Wati : perasaanku..?? perasaanku campur aduk ki ? rada gimana gituh kalo liat status temen2 yang sukses di karir Din… kok ya aku rada minder sih..??

Dine : hah ?? kamu punya perasaan kayak gitu ??

Wati : iya Din.. jadi kok nggak enak sendiri mau nulis status, lha wong aku sendiri ‘kan hanya pengacara thok.. penganguran banyak acara..he..he..he..

Dine : halah…Wat…nggak usah minderlah ( sesame pengacara harus saling menghibur)
kita juga bisa kok nulis status yang menunjukan kalo kita “kerja”

Wati : misal’e opo Din ?

Dine : kamu tulis ngene ae “ lagi dapet kerjaan segunung ” ( status pas liat setrikaan yang numpuk…puk…puk..atau cucian yang seabrekk )

Wati : he..he..he.. iso ae.. tapi yo tetep aja sambil nulis status, perasaan itu yang muncul.

Obrolan yang saya tulis hanya sebagian dari obrolan kami siang ini, obrolan ringan yang sebenarnya hanya menghibur diriku sendiri , padahal juga kadang-kadang saya punya perasaan yang sama dengan sahabat saya itu, perasaan minder karena saya nggak kerja kantoran, perasaan minder yang saya hanya ibu rumah tangga biasa.

--------------

Sahabat,

Hidup adalah sebuah pilihan, dan setiap orang mempunyai prioritas masing-masing di dalam menjalani hidupnya.
Didalam sebuah keluarga tentunya masing-masing ada aturan yang tidak tertulis tapi tentunya tidak bisa dilanggar begitu saja, dan sudah tentu juga ada sebuah komitmen yang dibicarakan pada awal pernikahan untuk bagaimana mengelola sebuah perusahaan yang namanya “ rumah tangga “ dan tentunya juga sudah ada pembagian job discripsionnya yang jelas .

Coba deh kita flash back disaat kita mendapat anugerah yang tiada terkira dengan kehadiran si buah hati , kita sebagai seorang ibu begitu takjubnya ketika mengetahui perkembangan dari si buah hati, dari yang baru belajar tengkurap, merangkak, sampai mereka bisa berjalan. Dari yang belajar merangkai kata demi kata hingga saat ini sudah pandai membuat kalimat sendiri, ada banyak tahapan perkembangan buah hati yang bisa kita saksikan sendiri, itu merupakan anugerah yang indah yang bisa kita miliki karena kita telah benar-benar menyediakan waktu semaksimal mungkin guna memperhatikan semuanya.

Saya sangat setuju dengan pernyataan yang mengatakan A mother is the real manager at home karena memang untuk saat ini pekerjaan saya mengatur rumah tangga, melayani suami, mengatur keuangan, menjaga harta suami serta mendidik dan membesar anak, tapi tidak menutup kemungkinan jika anak-anak kita sudah dewasa dan mandiri kita bisa mulai bekerja di luar rumah kan…

Emang ada ya perusahaan yang nerima kita sebagai pegawai yang umurnya sudah 45 tahun ?

Sahabat,

Tidak ada maksud saya mengguruimu,ini hanya untuk menasehati diri saya sendiri dan untuk mengingatkan saya kok bahwa pekerjaan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia.

Bagi saya semua pekerjaan apapun itu adalah berkat dari Tuhan, karena berkat makanya saya akan kerjakan dengan sepenuh hati, iklas dan berusaha selalu memberikan yang terbaik.

Semoga persahabatan kita langgeng dan semoga kita bisa menjadi wanita yang sukses ya, yang mampu mengerjakan kewajiban kita secara proporsional; sebagai seorang anak bagi orang tuanya, sebagai seorang isteri bagi suaminya, sebagai seorang ibu bagi anaknya dan sebagai anggota masyarakat bagi lingkungannya.

Semoga…

Lahat, 23112009

Selasa, 17 November 2009

* Mengasihi dengan cara yang berbeda *

Pagi ini, saya terbangun kaget karena mendengar isak tangis anakku.
Saya berpikir pasti mimpi buruk lagi deh, walaupun jawabannya hanya dengan gelengan kepala mungilnya.
Jadi ?
Dengan sesenggukan dia menceritakan mengapa pagi ini sudah ada derai air matanya.

_________

Baru beberapa minggu ini kami kedatangan anggota baru yaitu seekor kelinci berbulu tebal berwarna putih, dan kami sepakat memberinya nama bunny.

Sejak adanya si bunny, keadaan rumah makin rame dan makin kacau balau.
( walaupun dengan adanya 3 anak sudah cukup membuat rumah saya rame ),
Entah karena pendatang baru atau karena kelucuan dari bunny, mereka semua saling memberikan perhatian yang kadang malah berlebihan.

Kak Opi anak saya pertama mempunyai kebiasan baru, setiap pulang sekolah setelah mengganti seragamnya selalu menyempatkan diri menengok di kandang dan pasti pula di gendong ala menggendong bayi, dan biasanya juga sekalian memberinya makan kangkung

Tesa anak saya yang ke dua jarang dia menggendong atau membelainya, tapi jika urusannya membersihkan kandang pasti dengan singgap dia kerjakan,dan itu dia lakukan setelah pulang dari bermain sepeda, lagi pula jika saya kehabisan kangkung untuk makanan si bunny tidak perlu kuatir, karena Tesa sudah terlebih dahulu mengayuh sepedanya ke warung terdekat.

Rere anak saya ke tiga terbiasa membawanya masuk ke rumah, ( karena ke dua kakaknya sekolah dia pasti akan mengajak si bunny bermain di dalam rumah ) jadi lumayan juga saya agak tenang dan terbebas dari gangguan dia untuk melakukan kerjaan rutin saya yaitu memasak. he..he..he..

Jika saya perhatikan,mereka punya cara sendiri-sendiri untuk mengasihi si bunny, walaupun begitu saya dapat merasakan betapa mereka mengasihi si bunny dengan sepenuh hati, tapi mulai hari ini kebiasaan mereka pasti akan berubah total, karena bunny kami temukan sudah dalam keadaan yang sudah terbujur kaku di luar kandang dengan leher yang menganga.( sungguh kematian yang tragis !)

Sedih..?? tergambar jelas dari raut wajah mungil para bidadariku… Kak Opi yang tersedu-sedu, Tesa dengan tatapan lugunya walaupun tak ada air mata, Rere yang menangis bingung melihat bunny kami kubur di samping rumah.

Ternyata walaupun baru beberapa minggu si bunny bersama kami,saya melihat mereka menyayanginya dengan tulus dengan cara mereka masing-masing.


Lahat, 311009

Jumat, 07 Agustus 2009

RinDu yang memBaTu

Jika rindumu tak tertahankan..
Jika rindumu tak tersampaikan..

Tatap wajahnya walaupun dari kejauhan
Tatap senyumnya..
Sebut namanya..
Biarkan dia hadir dalam mimpimu..
Untuk sedikit mengobati rasa rindumu

Atau titipkan saja rindumu pada bunga mawar
Biarkan dia menjaga harumnya
Biarkan tertiup oleh sang bayu
membawa aroma harum rindumu

Atau titipkan saja pada batu
Yang dengan angkuhnya berdiri,
Diam….
tak bergerak
Biarkan rindumu membeku disitu

Lahat, 17 Mei 2009

Rabu, 29 Juli 2009

HiduP ini IndaH

“ Bu, yang di samping juga di bersihkan..?” aku dengar langkah kaki Lek Yanto mendekat.
Aku melihat jam di dinding menunjukkan pukul 10.30 wib

“Iya Lek.., sama yang di dekat got itu juga ya..” jawabku,
kembali aku meneruskan kegiatan rutin pagi ini , yaitu memasak, sebelumnya mah tadi udah kejar-kejaran juga untuk mandiin Rere anak bungsuku yang berumur 3 tahun.

Tak lama kemudian aku mendengar suara ranting-ranting pohon blimbingku di tebas, memang sudah terlalu rimbun dan karena musim kemarau sekarang ini, banyak sekali daun – daun belimbing itu berjatuhan dan sangat mengotori halaman rumahku. Makanya aku putuskan untuk mengurangi ranting- rantingnya.

Sambil aku mengoreng ikan dan membuat sayur untuk makan siang ini, aku buatkan teh dingin untuk menemaninya bekerja , tak lupa sebagai teman minumnya aku sediakan pisang goreng.

Aku memperhatikan dari kejauhan, dia sedang membabat tanaman yang ada di pinggiran got, mencabuti rumput yang sudah mulai agak meninggi dan sesekali menyeka mukanya yang penuh dengan peluh. Badannya yang terlihat ringkih itu terbalut pakaian yang agak lusuh, bersemangat sekali bekerja tanpa mengenal lelah.

*********

Sebenarnya tak tega aku memperkerjakan dia, tapi selalu saja aku tak pernah bisa menolaknya jika dia meminta supaya di pekerjakan.

“ kerja apa aja bu.., yang penting saya dapet uang ” ucapannya selalu terngiang di telingaku.

Umurnya masih sekitar 45 tahun, tapi wajahnya terlihat seperti yang 10 tahun lebih tua, kuyu dan keriput mulai terlihat dimana mana.

Aslinya dari madiun jawa Timur, yang pada tahun sekitar 1990 dia dan suaminya merantau ke Sumatra ini untuk mengubah nasibnya. Awalnya mereka merantau ke Lampung dan mereka hanya bertahan 3 tahun, setelah itu kembali mereka berpindah tempat karena katanya tidak ada perubahan untuk hidupnya. Pada tahun 1998 mereka sampai di Lahat ini, walaupun dengan keadaan yang sama, merekapun akhirnya memutuskan untuk menetap di Lahat.

“ mungkin memang kami di takdirkan untuk selalu kekurangan ya bu…” terdengar dia menguman.

Mereka mempunyai 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki Rumah kontrakannya tak jauh dari asrama yang aku tinggali ini, kurang lebih sekitar 1 km pas di belakang asrama.
Jadi kalo memerlukan dia untuk membantu pekerjaanku, tidak pernah sekalipun aku mengalami kesulitan untuk memanggilnya.

Menyapu dan membersihan halaman rumah adalah tugasnya, selain ditempatku ada 6 rumah yang harus dia sapu dan bersihkan setiap harinya. Pagi sekitar jam 6.00 wib aku pasti sudah dengar suara srek, srek sapu lidi di halaman rumahku.
Belum lagi jika ada yang memerlukan dia untuk membantu pekerjaan rumah lainnya, untuk membersihkan rumah, cuci piring dan lain sebagainya. Kalau aku membutuhkan pertolongannya, tak pernah sekalipun aku melihat raut wajahnya cemberut, ataupun terlihat kesal. Seperti untuk hari ini aku minta tolongnya untuk merapikan tanaman dan memotong ranting-ranting pohon yang sudah cukup lebat.

*******

“ Kalo cape istirahat dulu lek..” setengah berteriak aku menghentikan kerjanya.
Aku menuju pintu belakang untuk melihat air teh sudah berkurang atau belum , “Lek, di minum dulu nanti keburu di minum ama semut lo..” sedikit aku bercanda

“ Iya bu..”

di buka caping nya yang selalu menemani dia bekerja untuk mengurangi teriknya sinar matahari pada hari ini, dan duduklah dia bersandar pada tembok rumahku. Peluh di dahi di saput dengan lengan baju lusuhnya, dikipas kipaskan capingnya untuk mengurangi hawa panas tubuhnya.
Sruupputtt…. Aku lihat gelas yang berisi teh manis dingin itu tandas di minumnya. Diambilnya pisang goreng yang sudah dingin.Di kunyah perlahan, begitu dinikmati makanan itu.

“ Udah makan lek.” Tanyaku
“ iya nanti bu.. di selesaikan dulu kerjaan saya ” jawabnya.
Ah..selalu begitu jawabnya, dan akupun bergegas masuk ke dalam rumah, aku siapkan piring dan perlengkapannya.Karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 wib
.
“ lek, abis ini makan siang dulu ya.. baru nanti di teruskan lagi kerjanya ” aku sedikit memaksanya untuk makan siang di rumahku.
“ inggih bu, matur nuwun ” dijawab dengan dialek bahasa jawa nya masih kental sekali.
“ Ibu nggak makan ?” terlihat penuh mulutnya dan agak susah untuk bicara.
“ enggak Lek, nanti aja biar sekalian nunggu bapak “ kataku

*******

Kami biasa memanggil dia Lek Yanto, bukan nama sebenarnya sih. Yanto adalah nama anak bungsunya yang sangat di sayanginya, sekarang statusnya masih pelajar kelas 1 SMA. Anak lelaki yang ditunggu- tunggu dan begitu di harapkan kehadirannya. Sedangkan 3 anak perempuannya, yang pertama sudah menikah dan tinggal dengan suaminya di Muara enim yang letaknya kurang lebih menempuh waktu 1 jam dari kota Lahat. Anak ke 2 masih lajang dan telah bekerja sebagai penjaga toko kelontong di pasar. Anak ke 3 masih lajang juga dan baru selesai sekolah jadi masih nganggur, sambil nunggu lamaran kerja dia membantu orang tuanya untuk berjualan gorengan pada sore hari.

“ suami saya jaga sapi orang bu..” ketika aku bertanya suaminya kerja di mana.

“ jadi ya suami saya yang ngurusin semuanya, dari makan minum sampe kesehatan si sapi ‘’“ bersyukur aja bu, karena masih ada orang yang mempercayai kami ”

“ kami besyukur juga bu, anak-anak hingga saat ini sehat walaupun kami makan juga tidak 4 sehat 5 sempurna “

“Yang bersyukurnya, kami bisa menyekolahkan anak-anak bu..” Tersentak aku mendengar penjelasannya ketika aku bertanya, “ apakah dengan uang yang segitu, cukup bisa bertahan hidup ?”

“ dan kami yakin kok bu, jika kita tidak berhenti berusaha Tuhan pasti membuka jalan ”

Kami ngobrol sedikit tentang keluarganya, bagaimana dia dan suami kerja banting tulang guna menghidupi ke 4 anaknya. Aku begitu kagum untuk kegigihan dia menjalani hidup.Tidak pernah sekalipun dia mengeluh tentang kehidupannya, walaupun aku menilai sungguh sangat berat menjalani hidup seperti itu.Seandainya aku ada pada posisi dia, apakah aku akan sekuat dia ? setegar dia ?Kok jadi malu pada diri sendiri ya…Kadang aku kok ya masih aja ngedumel kalo pertengahan bulan uang gaji sudah kembang kempis ? Dan selalu merasa uang gaji dari suami kok kurang terus… ( Padahal mungkin akunya yang kurang bisa me manage keuangan )

Hiks..hiks… beneran malu deh..Padahal selama ini aku tuh selalu merasa orang yang menderita banget. Serba susah…Nggak punya ini, nggak punya itu…kurang ini, kurang itu...ternyata masih ada orang yang lebih susah dariku , dan dia masih bisa bilang “ Bersyukur ” fuih..h…h.. saya mendapat teguran langsung dari Tuhan hari ini.

“ Bu..” aku mendengar panggilan dan buyar sudah lamunanku.

“ saya pamit dulu ya, tinggal sedikit lagi yang di belakang rumah dan besok saya lanjutkan lagi “

“ iya lek” jawabku sambil bangkit dari tempat dudukku.

“ Terima kasih ya Lek “

“ sama- sama bu ” lagi-lagi aku lihat senyumnya mengembang.

Aku lihat dia berjalan sambil membawa cangkul kecilnya, kemudian berlalu dan menghilang ketika sampai di ujung jalan.Tuhan, Terima kasih untuk pelajaran yang aku dapat hari ini. Pelajaran berharga bagaimana kita harus dapat menghargai hidup, bahwa kita harus bersyukur untuk semua yang Tuhan berikan kepada kita. Ternyata hidup itu indah jika kita selalu bersyukur.

* TUHAN memberi pelangi di setiap badai,
memberi senyuman di seiap air mata,
memberi berkat di setiap cobaan.

Ada lagu di setiap helaan nafas
Ada jawaban di setiap Doa
karena itu,

Bersyukurlah padaNya di setiap waktu * ( Endas Siswanto )

Lahat, 02 Juni 2009

CinTaKu.....CinTa

Otakku di penuhi oleh cintamu
Ciptakan jutaan imajinasi
Di pikiranku semua ada tentangmu
Selalu bersemayan abadi di sini

Di Mataku hanya ada cintamu
Disanalah ku muat rasa sukaku
Rindu yang menggelora
Kukatup sekalipun
Selalu tetap mencarimu

Bibirku..
Ucap mesra panggil namamu
Kadang bungkam bahkan bisu
Saat aku cemburu

Di hatiku…
Masih bertahta cintamu
Satukan rasa
Satukan jiwa
Ciptakan surga cinta

Otakku..
Mataku..
Bibirku..dan
Hatiku..
Semua cerita tentangmu

Cintaku…cinta..
Utuh hanya untukmu..

Lahat, 8 Juni 2009

Senin, 27 Juli 2009

Ranking Anakku

“ Mi….mami…. Kakak pulang..”

Ku dengar suara Kakak Opi di teras rumah…

“ Mami… mami di mana..?

Biasanya kalau siang begini memang enaknya istirahat siang,
nonton tv dikamar biar sekalian ngadem..he..he..he..

“ mami di kamar kak..” akupun akhirnya terbangun.

Aku temui dia yang kulihat agak lesu
Tak biasanya dia seperti ini.
“kenapa kak..? “ , “ kakak sakit..?” reflek aku memegang dahinya,
ah… tidak panas kok…
ada apa sih ? pikirku,

“ mami… jangan marah ya..? semakin bingung aku dibuatnya
“ janji ya… mami nggak boleh marah ! ” dengan cepatnya kepalaku menganguk

Ku lihat dia mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya.
kubaca perlahan lahan..

Bahasa Indonesia 87
Matematika 70
Bahasa inggris 95
Sains 90
Sederet mata pelajaran telah kubaca begitu juga nilainya..

Terus…
Dimana salahnya..?
Nggak ada merahnya juga..
Nilainya lumayan kok, tidak jelek2 amat..
Masih diatas rata rata di kelasnya

“ mami nggak marah ? dia menatapku dengan wajah lugunya

“ kenapa mami harus marah kak..? “ berbalik aku bertanya

“ Ranking kakak mid semester ini turun mi…” lesu dia menunduk,
“sekarang jadi ranking 5..”

Oh….
Ternyata itu toh yang membuat hatinya gelisah
Anakku sayang…
Begitu sangat kuatirnya dia membuatku kecewa
Begitu sangat takutnya dia membuatku marah

“ tu..kan.. mami marah ‘kan..? ”
“ dari tadi diem melulu !! ”
Ternyata dia masih menunggu jawabanku

Kubelai rambutnya yang hitam itu, “ enggak kak..! mami nggak marah…” jawabku
“ mami tetap bangga kok. “ Ku lihat dia tersenyum lega..

“ karena mami yakin, untuk raport kenaikkan kelas nanti ranking kakak bisa naik lagi ..”

“ jadi kakak harus tetap semangat untuk terus belajar ya nak..”

“ dan janji kalau ranking kakak bakalan naik lagi, kalo turun, mami bakalan marah ya kak “

“ iya mi, kakak janji kenaikan kelas nanti rankingku naik deh “

Semakin ku lihat senyumnya melebar
Dan mendaratlah ciuman itu pada pipiku.

------------------------

Rangking

Bagi dia ranking adalah sebuah prestasi yang membanggakan untuk belajar, pertanggung jawaban dia sebagai seorang anak dan sebagai pelajar.

Aku tau bagaimana kerasnya dia untuk mempertahankan sebuah prestasi, dia mengorbankan waktunya untuk tidak banyak bermain,
Aku tau juga bagaimana dia dengan susahnya harus selalu menyesuaikan dirinya ( karena mengikuti perpindahan tugas bapaknya ) baik teman , guru, lingkungan rumah, dan yang paling penting dia harus menyesuaikan dengan pelajaran..

Dan itu juga bukan hal mudah bagi dia, karena dia tipe pemalu dan agak sensitive.

Jadi,
Aku selalu ingin tetap menghargai apapun yang telah dibuat untuk dirinya, ( walaupun sebenarnya pun aku rada kecewa ) he..he..he.. tapi sebagai ibunya aku akan selalu memotivasi karena dengan menghargai dan memotivasi akan membuat dia semakin semangat dan percaya diri untuk belajar, semakin semangat untuk selalu ingin lebih maju.

Aku yakin dia telah memberikan yang terbaik untuk dirinya, dan sudah tentu terbaik untuk untukku.

Semangat terus Kak Opi..
Kami selalu mendukungmu nak..


Lahat, 27 Juli 2009

Minggu, 26 Juli 2009

Kehidupan

Aw…w..w…( bukan merk dagang nih…)
Terpekik tanpa sadar
Rencana untuk membuat masakan yang terenak hari ini batal sudah ..
Ku pegang erat jari ku..
Semakin lemas aku dibuatnya
Tak terasa begitu banyak darah terlihat di tanganku
Ya…a.. ampun…
Bingung aku cari obat.. kebiasaan sih naruh apa2 sembarangan
Ya begini jadinya… mumet aku nyarii si obat merah…
Nah..
Ketemu deh ternyata ada di pinggir jendela..

Perih…
Perlahan ku tuang si obat merah diatas lukaku..
Meringis sih…
Aku panggil anakku yang walaupun masih pagi sudah asik maen sepeda
“ kakak..” setengah berteriak aku memanggil “ tolong mami ya…”
Anakku mendekat.. “ tangan mami napa..? “
“ kena pisau kak..”
“ ih..h.. banyak banget darahnya mi..! “ wajah polosnya agak takut dan kuatir melihat tanganku..( meskipun aku agak susah membedakannya )
“ kakak belikan tensoplast ya .. “
Dengan cepatnya dia menggoes sepeda mininya ke warung terdekat.

“ ini ..mi tensopalstnya “
“ ma kasih ya kak..” terharu juga aku mendapat perhatian dari anakku,
Walaupun akhirnya dia kembali asik bermain sepeda lagi,
Masih sempat aku mendengar dia agak mengomel “ besok besok jangan maen pisau lagi dong..”
He..he..he.. aku tersenyum ( karena aku ingat itu omonganku pas saat dia terluka juga )


Dengan pastinya..
Aku tempelkan si tensoplast tadi..
Lega…
Karena darah sudah tak terlihat lagi..
Lega.. Karena aku bisa beraktivitas sebagaimana mestinya..
Lega… karena aku bisa menyiapkan makanan favorit keluarga

Kehidupan….
Apa hubungannya ya..?
Tersayat..
Luka..
Perih.
Kadang itu juga yang kita dapatkan
Terluka ,saat kekasih meninggalkan kita
Terluka saat teman terdekat menusuk dari belakang
Sakit saat kita sedang mengalami keterpurukkan
Sakit saat semua hanya bisa menilai dari harta duniawi
Tapi… apakah semua itu bisa kita hindari..?
Apakah semua itu kita bisa larang…?

Keperihan hati dan semua itu harus kita hadapi,
Karena itu semua membuat kita semakin dewasa..
Bisa membuat hidup kita berwarna..
Terbungkus…
Harus terbungkus, supaya darah itu tidah terlihat lagi..
Walaupun nanti pasti ada bekas luka yang tertinggal.
Terbalut..
Supaya tidak terlihat ….
Supaya kita dapat menjalani hidup ini dengan tegar

Dan…akhirnya..
Biarkan dia sembuh dengan sendirinya..
Karena hanya waktu yang bisa menyembuhkan semua luka itu.
Hingga kita bisa kembali lagi menatap hari esok



Hidup adalah misteri………….
Yang kita tidak akan tahu akan esok lusa..
Kemarin tersenyum..
Besok tertawa..
Lusa menangis..
Yang aku tau, aku bersyukur untuk kehidupan yang aku alami
Bersyukur untuk semua yang Tuhan berikan.

Kesehatan yang Tuhan berikan kepadaku dan keluargaku
Berkat yang tiap hari Tuhan tambahkan.
Sahabat yang bisa menerima aku apa adanya
Terima kasih Tuhan..
Engkau selalu pelihara kehidupanku



Lahat, 16 Mei 2009

Nb : terinspirasi dari goresan pisau pada hari ini